Rabu, 21 Januari 2015

BUBOCILS “Candu Gadget Pada Balita” #1




Minggu, 18 Januari 2015, Bubocils membuat acara parenting untuk kesekian kalinya. Acara kali ini  bertempat di LPPSLH Jl. Jati Sari Sumampir Purwokerto. Kegiatan parenting hari itu mengangkat Tema “Balita Kecanduan Gadget” bersama Narasumber Praktisi Pendidikan, Pendiri Sekolah Alam Baturraden yaitu Bunda Myra Safar.

Latar belakang tema tersebut adalah karena adanya keresahan dari orang tua terhadap anaknya (Balita) yang mulai suka memegang gadget baik itu Hp maupun Tablet. Tak sekedar memegang, Tapi baby mulai bisa mengoperasikan gadget tersebut. 

“huwhattt..Balita...kecanduan Gadget? Balita loh ya balita” begitu awal respon dari saya setelah mendapat info akan ada parenting dengan tema tersebut. Saya langsung ingat bahwa anak2 dari teman-teman saya di bubocils rata-rata adalah 0-3th, saya berpikir “anak usia segitu pegang HP/Tablet emang bisa bikin kecanduan gitu? Kali aja itu mah kaya lagi pegang mainan biasa lah macam pedang atau mobil-mobilan, terus dengan hanya memegang gadget tersebut lalu bisa di cap kecanduan gadget gitu?apa parameter candunya?” :D sah..sah..saja kan ya kalau pikiran saya bilang dan nanya gitu, hehehe. Justru dengan begitu saya jadi semangat buat ikutan, mencari jawaban yang bisa memuaskan pertanyaan saya, sehingga harapannya setelah itu bisa mendapat point of view yang baru khususnya buat saya. 

Acara hari itu dihadiri oleh 8 mahmud (mamah muda), 1 mbakmud (mbak muda) saya sendiri :D, dan ada 6 baby (Neira, Bumi, Zidan, Inara, Aya, Bagus) plus Kakak Neysa juga ikutan. Beberapa teman ada yang berhalangan hadir hari itu, Mama Uti ndak jadi ikut karena baby Raihan Sakit, Ibu’e Arum & Mukti ada acara ke SALAM di Nitiprayan, dan mama2 yang lainnya. Semoga next session bisa hadir full team yaa..*akuSiapjadiPhotographer *ehh.




Aku ceritakan beberapa point yang disampaikan bunda myra kemarin saat parenting ya 

  • Anak-Anak maupun Balita kita tidak akan Kecanduan Gadget selama kita (Orang Tua) tidak dengan sengaja menyerahkan peran pengasuhan anak-anak kita pada benda bernama “GADGET”.
  • Anak-Anak terlahir dengan potensi kecerdasannya masing-masing yang luar biasa. Mereka adalah imitator terhebat. Banyak Anak-Anak/Balita saat ini senang memegang Gadget ya karena meniru orang-orang dewasa di sekitarnya. Siapa orang dewasa yang dimaksud? Hahaaii..Ya jelas lah ya Mama & Papanya dulu baru orang lain disekitarnya. Nah, ketika anak-anak/balita kita mulai senang memegang atau menunyuk-nunyuk tablet/hp kita, jangan terlalu khawatir terlebih dahulu, jangan terlalu takut anak kita akan jadi gadget mania nantinya. Kita coba telisik dulu persepsi anak-anak kita tentang gadget yang dipegangnya. Biasanya anak-anak senang mengeksplore apa yang ditemuinya. Bisa jadi mereka memegang gadget yang ada, rasanya ya sama saja seperti mereka pas pegang-pegang boneka, kertas, pedang-pedangan, pistol-pistolan atau mobil-mobilan.Nah perlu banget sebagai orang tua kita bisa membaca apa yang ada dipikiran anak2 kita, “Whats on their mind?”.Yuk Kembali menginstall kepekaan kita dengan dunia anak-anak kita. Install kembali jiwa anak-anak yang ada pada diri setiap kita, agar dengan mudah kita memasuki dunia mereka. Kalau kata saya *biar kita sama-sama tetap menggemaskan dihadapan anak-anak kita ahahahahah.
  • Kapan sebaiknya anak-anak kita dibolehkan mengenal Gadget? Jawabannya adalah Selambat Mungkin! Apalagi jika anak-anak kita masih balita usia 0-5th, berilah mereka kesenangan-kesenangan yang lebih konkret. Karena pada usia tersebut cara berpikir mereka berada pada tahap Pra-Operasional, Perlu Stimulasi yang lebih real dan itu akan terasa lebih fun untuk mereka. Contohnya begini, “Lebih jelas mana antara mengenal Jeruk Asli dengan Jeruk yang ada di visualisasi gadget kita?” Kalau Saya jadi anak-anak, saya tentu memilih benda realnya, saya memilih menyentuh jeruk asli. Dengan jeruk asli, anak-anak kita bisa menstimulasi motorik halusnya, dalam hal menggenggam, mengupas, merasakan texture kulit dan buahnya. Anak-Anak bisa lebih jelas mengerti bentuk jeruknya, anak-anak bisa belajar menghitung dan menjumlah buah jeruknya secara langsung, tak sekedar membilang yang diawang-awang. Lalu anak-anak juga akan mengenal lebih jelas apa bau dan rasa jeruk secara nyata. Bandingkan jika anak-anak kita hanya mengenal lewat gadget saja, bisakah anak-anak kita merasakan manis, asam hingga harumnya buah jeruk?.
  • Gadget itu sifatnya searah, sedangkan ketika anak-anak kita belajar langsung, seringkali yang timbul adalah adanya pembelajaran 2 arah bahkan banyak arah. Peran Ayah & Bunda sangat sangat berarti untuk buah hati kita. Kehadiran Ayah & Bunda pada tiap proses belajar anak-anak sangat tak ternilai harganya, Kelekatan hubungan ayah, bunda dan anak-anak tak bisa digantikan oleh kehadiran seonggok benda mati bernama Gadget.
  • Berikan kesempatan pada anak-anak kita untuk mengembangkan potensi alamiahnya. Potensi Alamiah yang sudah dirancang dengan sangat serius olehNya yaitu ke 5 Panca Indera manusia yaitu Mata, Hidung, Telinga, Lidah dan kulit. Alloh memberikan manusia Tools terbaik untuk niteni atau meriset apa saja yang ia temui dalam kehidupannya. Panca Indera kita lah yang menghubungkan dunia luar dengan diri kita. Jadikanlah Alam sebagai sahabat terbaik anak-anak kita. Biarkan mereka belajar dengan caranya melihat, mendengar, membau, mengecap dan merasakan.
    Ahh..saya rindu masa kecil saya dulu, pulang sekolah langsung main layangan, disamperin teman-teman “meta..meta..main yuk”, main kasti setiap sore, main petak umpet dimalam hari, betapa menyenangkannya masa kecil kita dulu.
    Sangat berbeda jauhhhh sekali dengan anak-anak jaman sekarang. Pulang sekolah ketemunya Gadget lagi Gadget lagi. Main monopoli nyata yang seharusnya seru jika dimainkan bersama 4 orang kawan, rasanya tak bisa dibandingkan dengan main monopoli gadget yang dimainkan sendirian. Ahh masih banyak sekali yang bisa diriset nih sebenarnya tentang perbedaan anak-anak jaman dulu dengan jaman sekarang. *mari sediakan waktu untuk merisetnya :D
  • Kalau anak-anak yang sudah SD dikenalkan gadget gimana kabarnya? Kalau anak-anak SD rata-rata usianya adalah 7-12th, cara berpikir mereka sudah berada pada tahap Operasional, mereka sudah mulai bisa berpikir abstrak, bisa memahami hubungan sebab akibat, logika sudah mulai berjalan dengan baik, dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Nah pada saat anak-anak kita sudah berada pada tahap tersebut, Silahkan boleh dikenalkan dengan gadget. Tapi.....ada tapinya nih...Tapinya adalah harus ada pengawasan dari kita. Ada Gadget Control dari orang tua. Beri peraturan yang jelas, misal: anak-anak boleh bermain gadget itu disaat hari libur, dengan durasi waktu setengah jam atau sejam maksimal, beritahu laman apa saja yang boleh dibuka dan dimainkan jika itu games. Berikan penjelasan alasan yang jelas dan bisa dipahami serta diterima anak kenapa si kok ada peraturan seperti itu yang harus disepakati. Gadget tak selamanya buruk, tetap ada manfaat yang bisa diambil jika kita bijak dalam memanfaatkannya. Realita menjamurnya gadget dalam kehidupan kita saat ini tak bisa kita tampik, sebab hampir disemua rumah saat ini tersedia berbagai macam jenis gadget yang memang sudah menjadi kebutuhan ayah/bundanya dalam bekerja. Maka dari itu Gadget Control dari orang tua sangat penting untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan dalam pemanfaatan gadget pada anak-anak kita. Yuk Bantu anak-anak kita memanfaatkan gadget sesuai dengan kebutuhannya. Sebelum menilik kebutuhan anak-anak kita akan gadget, seyogyanya yuk kita tilik dulu kebutuhan kita yang dewasa akan gadget yang kita miliki. Saatnya memilah dan memilih pemakaian gadget dikala ingin dan dikala butuh. Contoh memakai gadget dikala butuh itu “menelpon memang pada saat benar2 butuh menelpon seseorang” atau “saat kita perlu mencari resep masakan yang akan kita pakai hari itu”. Contoh memakai gadget dikala ingin, “saat ngecheck atau stalkingin twitter/fb/Path/Ig seseorang” atau “sekedar check in foursquare ahh” wkwkwkwkwkkw.
(komen ibunya afkar : “wah neng, setelah ada baby, mba bisa mandi aja alhamdulillah” ahahahaaa...*ya gue belum pernah ngerasain ya ketawa aja ya, mbuh kuwi nek ws nglakoni hehe..semoga tetap rajin mandi :P).

Panjang bener ya tulisannya..haha..sabar bentar..Lanjutin dikit lagi ya,,?. Menurut saya update status di akun sosmed itu hak setiap orang dan ngga ada salahnya, tapi ketika sudah ada anak-anak, apa tidak sebaiknya kita pegang gadget, update statusnya ditunda sampai anak-anak sudah tidur saja, atau ketika kita bisa memberikan kegiatan buat anak-anak kita misal memberikan mereka kegiatan masak-masakan, dll. Peganglah gadget saat waktu kita free gitu bun :D. *ehh tapi apa ayahnya ngga ngiri? Lah anak-anak tidur, ehh ayahnya dianggurin :D akakakakakkkk *Sok tahu banget kalo yang terakhir ini si :P

  • Analogi pemakaian gadget sesuai kebutuhan itu seperti saat kita pakai pisau. Kapan kita pakai pisau? Saat akan memotong sayur, memotong buah, pokoknya ketika pisau itu dibutuhkan untuk memasak kan. Nah apakah ketika kita mau mandi, mau tidur, mau main kejar-kejaran atau pada saat mau ngelonin anak-anak masih butuh bawa-bawa pisau? *Think :D

Nah balik ke point anak-anak kita ya.
Apa sih yang mereka sebenarnya butuhkan saat ini?
Bergulat dengan benda real atau dengan gadget?

Gadget hanya menawarkan sedikit kelebihan yaitu anak-anak bisa belajar warna, suara, dan gambar. (visual & Audio).

Sedangkan alam, Alam memberikan banyak segi tawar yang sangat sangat lengkap. Anak-anak bisa sekali mengembangkan berbagai kebutuhan kemampuan dasarnya seperti fisik kinestetik, sensory motor, sosial emosional, komunikasi, dll.

Oia, ada sebuah penelitian yang mengungkapkan bahwa otak anak-anak yang terkena jerat candu gadget/pornografi itu bentuknya hitam rusak seperti mobil yang rusak ringsek karena tabrakan. Ngeriiiiiii 

Semua pilihan pola asuh anak-anak anda ada ditangan anda (orang tuanya), apa yang cocok diterapkan oleh orang tua lain belum tentu cocok dan pas jika diterapkan pada anak-anak anda. Sikapi semua informasi yang kita terima dengan bijak, ambil yang baik dan buang yang buruk. Semoga tulisan ini bisa manfaat untuk semua yang peduli terhadap perkembangan anak-anak.

Terimakasih banyak Bunda Myra dan Teman-Teman Bubocils, I Love you :*
Kalian semua guru terbaik yang Alloh pinjami kepada saya, agar saya semakin siap, terus semangat belajar ya ibu-ibu cantik :*.
Next event mau gali tema apa lagi nih? “Bahasa Ibu? Whats on their mind? Edu Games for Baby?” hahaha

And last but not least,

Don’t make it happen
GADGET DUMB PEOPLE –Bunda Myra-

Lots of Love
@bundameta

Bubocils

Assalamualaikum man teman, Boleh ya saya sharing tentang salah satu kegiatan yang sering saya lakukan ketika weekend tiba.
Saya banyak menghabiskan waktu di hari sabtu & minggu bersama orang-orang tercinta, keluarga dan teman-teman..Silaturahmi sana sini..*demenMainDenkAslinya ahahahahaa.
2 tahun terakhiran ini Alhamdulillah saya seperti mendapat durian runtuh..Rezeki berupa banyaknya keponakan lucu-lucu, pintar, dan menggemaskan yang lahir dari rahim teman-teman saya. Ahh..Senangnya :*
Teman-Teman yang mana? Teman-Teman yang dipertemukan lewat jalan cerita yang indah, melalui Training ESQ hingga saya bisa berteman baik juga dengan semua mas & mbak di Komunitas Semangat Donk Indonesia yang sekarang juga aktif sebagai penggiat maiyah Juguran Syafaat Purwokerto. Dari dulu hingga sekarang kami sering berkumpul dirumah kedua kami yaitu di Griya Satria Purwokerto Blok L No.22, atau sering kami sebut L22.
*hayooo...siapa yang ngga kangen L22 coba? Rumah kedua buat semua umat hahahaaa.
Persahabatan kami tak ditempuh setahun, dua tahun tapi sudah hampir 7 tahun. Bahkan didalamnya ada yang sahabatan dari TK sampai sekarang sudah menikah dan pada punya anak. Tak hanya teman perempuan yang kudapati tapi banyak juga teman laki-laki, terus asal kami pun beragam tak hanya dari Purwokerto, Banyumas dan sekitarnya, tapi ada juga yang dari Cirebon, Jakarta, Hingga Palembang...haha TOP!
Sekarang yang masih stay di Purwokerto memang tak sebanyak dulu, tapi Alhamdulillah masih tetap bisa silaturahmi tiap bulan dalam bentuk acara yang beraneka ragam, misal; saya sering bertemu arini, puput, desi, vian saat juguran, saya masih selalu menyempatkan main kerumah mb iswa atau mb defi bebek, Dan paling menyenangkan itu kalau pas ada salah satu dari kami yang menikah, biasanya kita bisa kumpul lagi full team...akkkk miss you much :*



Oia..saya sedang menanti-nanti ada undangan buat kondangan nih..ahahaha..
”opo meh kondangan ketempatku? wkwkwkwkw....” *kaburrr
Kelamaan lah ya kalau harus nungguin moment kondangan, Alhamdulillah setelah pada jadi istri trus punya anak, beberapa dari kita yang masih stay di Purwokerto masih tetap bisa nyempetin bertemu dan berkumpul tiap bulan. Bedanya dulu kalau ketemu yang dibahas seputar persahabatan, pekerjaan dan perjodohan, kalau sekarang yang dibahas soal rumah tangga & anak-anak, sehingga terbentuklah itu sekarang komunitas sekumpulan mamah muda yang rajin saling sharing dengan nama Bubocils (Ibu-Ibu Bocah Cilik).

*kalau nyeritain kalian mah ngga cukup sehari semalam saking indahnya persahabatan kita *tsah hahahahaha.
Saya janji bakalan sering cerita tentang profil dan aktivitas bubocils!
Yuk Ayah, Bunda, Mas & Mba yang disekitaran Purwokerto gabung bersama kami di komunitas bubocils Purwokerto.

Lots Of Love
@bundameta

Minggu, 11 Januari 2015

Menemani

 Menemani Dek Keyla Sekolah

 Menemani Abang Zidan Makan Sore

Keyla Hebat...berani sekolah tanpa ibu :)

Menemukan Ketepatan


Ditengah kesibukan mengutak atik schedule kegiatan fasilitator di sekolah, tiba-tiba ada suara notification dari Whatsapp di HP ku..Cethuk...!
Bu Dewi :“Siang Bu meta..masih suka ngelesin anak sekolah kah? Bisa ngelesin anak kelas 6 SD kah? Atau kalau sibuk mungkin ada rekomendasi teman yang bisa ngelesin?
Aku       :“Siang Bu..Oh iya bisa saya bantu carikan bu
---Bunda Lien lewat---
Aku :“Rumahnya dimana bu?”
Bu Dewi :“Kutasari”
---Bunda Lien lewat lagi---
Aku : “Bun lien...mau ngelesin anak sekolah ngga? Kelas 6 SD”
Bun Lien : “mau...........anak mana bun?”
Aku : “Kutasari”
Bun Lien : “Wah cepak bun sama purwosari...mau banget kalau gitu” sumringah
Aku : “Ok..Sip..Aku bagikan contact Bun Lien ke orangnya langsung ya”
Bun Lien : “Sip..makasih bunda meta”
Aku : “Sama-Sama bun” ikut senang

Mencoba Iqro..Indah sekali ya cara Alloh menunjukan kasih sayangNya, memberi Rezeki kepada setiap hambaNya dari arah yang tak pernah disangka-sangka.
Mungkin begini nih yang dirasain Mas Agus kala bercerita tentang soal rezeki rokok tengah malam. Selamat “menemukan ketepatan” hidupmu..Iqro..Niteni terus.

Lots of Love
@bundameta


Paling Enak Jadi Anak #2

Pagi ini iseng nongkrongin anak Play Group main pasir, ada Qian, Alen & Zeroun.

Aku      : “Wihh...Seru banget si main pasirnya...Bunda boleh ikut bermainkah?”
Zeroun: “Ngga boleh..Bunda lihat aja ya disini ya”
Aku      : “yahhhh...Oke deh..Bunda lihat dari sini ya..menemani sobat SUN (nama kelas play group)

--------Mengaduk & Lempar Lemparan Pasir--------
Aku kembali ngerecokin mereka

Aku      : “Eh..Eh..teman-teman mau buat apa sih?”
Alena   : “mau bikin wangan bun”

Wangan itu bahasa jawanya selokan

Aku      : “bikin wangan supaya bisa dialiri air ya mas?”
Qian     : “iya bun..wangan..kaya didekete rumahe aku be ada”
Aku      : “wihhh....Keren”
Zeroun: “iya bikin wangan tamu bun” seru Ze menimpali sambil terus menggali pasir

Mikir sejenak -----
“Wangan Tamu?”
“Oalah...Ruangan tamu keleus bang...wkwkwkwkwkwwkwk” asli ngakak

Aku      : “Abang Ze..maksud Alen & Qian tentang wangan itu selokan sayang, bukan ruang tamu”
Abang Ze nyengir sembari melempar pasir kearahku..hahaha...

#Palingenakjadianak memang
Main pasir bisa jadi gunung, bisa jadi wangan, bahkan bisa jadi roti-rotian
Makan Es krim bisa jadi kumis-kumisan ala pak raden

Roaming diantara kalian judulnya..wkwkwwkwk

Bahagianya bisa selalu dekat dengan anak-anak :*

Lots of Love
@bundameta


Paling Enak Jadi Anak #1

Setiap hari mengamati anak-anak bermain itu rasanya seperti sedang menonton film 
Melihat mereka berlari kesana kemari, tersenyum, tertawa atas hal-hal yang mereka anggap lucu, yang menurut orang dewasa disekitarnya dianggap sama sekali tak lucu, mereka tetap ceria dan gembira.
Mengamati cara mereka menarik  perhatian orang-orang dewasa disekitarnya sungguh menggemaskan.
Mereka itu Cerdas Luar biasa.
“bunda..aku lepas kerudungnya saja ya”
“kenapa sayang” tanyaku sembari memeluk
“Sumuk ahh...” jawabnya manja sembari melepas kerudung kemudian mengibaskan rambutnya
“Ohhh....Okey sayang” aku tersenyum gemas, dan tersadar bahwa anak tersebut ingin menunjukan rambutnya yang baru dipotong
“ihh cantik sekali,,,rambutnya baru dipotong yah,,wah tambah manis
“hihiii...aaah...ini potong kemarin di salon bunda, sebelum dipotong dikeramasin pake air dingin terus dikeringin terus baru dipotong, jadi nggak geli ” jawabanya malu-malu tapi senang bukan kepalang karena berhasil menunjukan rambut barunya

Ahai...gimana? cerdas sekali kan mereka itu

Untuk bisa memahami anak-anak itu gampang-gampang susah.
Gampang kalau  kita mau belajar, dan ga akan susah kalau kita mau mendengar mereka lebih banyak.
Lama-lama kita akan terbiasa dan bisa memahami apa yang mereka pikirkan dan rasakan.

Ahh...Tuhan,
Aku merindukan masa kecilku dulu
*terkadang muncul pikiran “apakah aku berevolusi terlalu cepat?” hahaha...
Sungguh ingin merdeka seperti mereka
Bebas dari persepsi, dan selalu menganggap sesuatu yang baru  dilihat, dirasakan, didengar, itu begitu mengagumkan dan berkesan.
Setelah dewasa, terkadang sesuatu yang luar biasa saja terasa biasa saja.
Tak pernah puas!
Dasar! Lagi-lagi,,,,hilang syukurnya
Bahagianya bisa selalu dekat dengan anak-anak :*

Lots of Love
@bundameta
Tuhan masih berkenan membangunkan kita pagi ini,
Itu berarti ada hal besar dan penting yang masih harus dikerjakan,
Selamat pagi. #agussukoco

Kalimat indah diatas saya ambil dari status facebook seorang guru saya di setiap juguran syafaat yaitu mas agus sukoco.
Kalimatnya tak panjang namun dalam.
Tetiba tumbuh semangat lebih untuk menjalani aktivitas hari-hari.
Kita masih diberi kesempatan hidup oleh-Nya tentu bukan tanpa maksud.
Ada banyak hal yang menanti kita semua, bukan sekedar pekerjaan dalam dunia profesional yang harus dikerjakan, namun pekerjaan hidup lainnya.
Tuhan memberikan waktu yang sama untuk semua makhluknya yaitu 24 jam tidak ada yang lebih dan tidak ada yang kurang.  Proses bergantinya menit ke menit juga selalu sama. Hanya saja kegiatan apa yang kita lakukan dari menit ke menit, jam ke jam lah yang membedakan. Mungkin banyak yang jam 3 pagi sudah bangun dengan penuh semangat ingin bertemu Tuhan melalui shalat tahajudnya, bermanja-manja mesra dengan Tuhannya. Di belahan bumi lain di jam yang sama  mungkin masih ada yang baru akan menuju jalan kerumah setelah sibuk semalaman menyelesaikan pekerjaan atau melakukan kegiatan lainnya. Atau misal seperti saya yang lebih sering jam segitu masih asyik terlelap dibalik selimut mendekap bantal dengan erat. Berdalih lelah karena berkegiatan seharian.
Ada banyak orang yang menghabiskan waktunya dengan kegiatan yang positif dan produktif, namun tak sedikit juga yang mengisi hari-harinya dengan hal-hal yang sia-sia.

lalu, yang mana kita?

lots of love
@bundameta


Pas! Tak Berlebihan

Segala sesuatu yang berlebihan pasti bikin enek!
You know enek? Enek it means mblenek, ngga enak, ngga nikmat, ngga pas gitu.
Aku kasih contoh ya, hmm..okay aku ambil cerita pengalamanku saja ya hehe..always based on my experience.
Aku inget dan belajar banget deh dari pengalaman selama bulan ramadhan kemarin.
Setiap menjelang magrib pasti tiba-tiba muncul banyak banget keinginan buat nyimpen makanan ini itu untuk buka puasa. “aha...es kopyor enak nih, mie lidi atau cireng depan metro juga gurih pasti, bakso solo.nya pak tejo juga seger tuh buat buka, dan masih banyak lainnya”. Padahal ibu dirumah juga sudah masak cukup banyak, pasti ada nasi, ada lauk pauk, bahkan dilebihkan selalu ada takjilnya.
Terus, ketika dengar Adzan magrib, segera minum air putih atau teh manis rasanya gimana? Enak bin nikmat luar biasa...terus nyemil takjil,,habis itu apa yang sering dirasakan? Merasa kenyang bukan? Hahaahaa...Yaa Ampun, ngeliatin begitu banyak makanan yang tadi saat puasa begitu diinginkan, setelah diberi kesempatan buka justru hilang selera. Senyum sumringah kita ketika membayangkan keinginan buka dengan makanan/minuman ini dan itu tetiba sirna. Sudut elevasi senyuman kita yang tadinya mengembang sempurna, lama-lama semakin mendatar bahkan kening ikut mengernyit, lalu belum apa-apa sudah mengeluh “Kenyang bu...huhuuuu”. Nah, Kalau sudah begitu biasanya ibu Cuma nyengir sambil ngeledek “ mau buka sama apa lagi mba? Soto? Sate? Es Teh? Habiskan semua yang dimeja :D”. Jleb banget deh, hingga tak sanggup menimpali kalimat ibu tadi.
Dan You Know What? Itu ga sekali dua kali, tapi sering hehee...Dohh..parah ya.
Okay sekarang aku ceritakan pengalaman buka puasaku lainnya, namun masih diruangan yang sama, dengan meja, kursi, piring, sendok dan gelas yang sama. Serta orang-orang kesayangan yang sama yaitu bapak, ibu, dan kedua adikku.
Ceritanya saat itu aku dan adikku Aqila baru pulang dari sekolah itu sore sekali sekitar jam setengah 5 lebih dari atas (Baturraden). Sepanjang perjalanan pulang kami melewati banyak sekali yang jualan takjil makanan/minuman macam-macam. Anehnya, hari itu aku tak tergerak sedikitpun untuk menyempatkan mampir dan membeli seperti hari-hari sebelumnya. Yang ada dalam benak pikiranku saat itu adalah aku harus segera cepat sampai kerumah, ibu pasti kerepotan sekali karena harus mengurusi takjil untuk orang-orang di mushola, harus  masak untuk suami dan anak-anak kesayangannya.
Jalanan disekitar HR.Bunyamin hingga perempatan RS.DKT yang selalu ramai, membuatku merasa perjalananku kerumah jadi lamban, tapi aku tetap berusaha tenang, supaya tak terjadi apa-apa, sebab adikku sudah lelap tidur dalam pangkuanku. “Dek..10 menit lagi kita sampai rumah dek...jalanannya ramai banget,,kerjasama yuk,,bangun sebentar saja,,” aku terus berusaha membujuknya agar mau bangun, Tak tega sebenarnya membangunkannya, tapi ini demi keselamatan kami bersama L.
Teng..jam setengah 6 kami sudah sampai dirumah, alhamdulillah, kulihat ibu sedang menata takjil makanan dan minuman untuk orang-orang di mushola.
“Maaf bu kami telat, ada yang harus ita selesaikan tadi”
“oh, ya, ya, ndak apa, mandi lah dulu, dek qila mandi juga ya”
“Siap” jawab kami kompak
Masuk rumah, meletakan tas, menyambar handuk, seharusnya langsung masuk kamar mandi ya, tapi aku mampir ke meja makan dulu hehe.
Terhidang pecel dan tempe...* menggiurkan, segera bergegas mandi
Selesai mandi, sudah segar dan wangi, terdengar suara adzan magrib
“Alhamdulillah” kuraih segelas teh hangat pekat tanpa gula lalu kuminum, nikmat banget deh .
Melihat isi meja yang biasanya banyak makanan, dan hari itu hanya tersaji nasi, pecel dan tempe justru tampak begitu menggiurkan. Yang awalnya mau menanyakan menu lain akhirnya kuurungkan. Kurang ajar banget ya, kemana rasa syukurku, pecel dan tempe kubilang HANYA. Astagfirullahal’adzim..malu Yaa Allah malu..! #wakeupcall
“Bismillahirahmannirahim...nyam...” lahap sekali makanku saat itu, gak nengok kanan kiri, tandas habis, hingga bersih..sih..kuambil porsi yang pas, tak terlalu banyak, nikmatttt sekali. Ngga ada deh rasa kenyang duluan sebelum makan, kenyangnya pas setelah makan, ketika sujud shalat pun tak begah rasa perutku .
“ini buka puasa ternikmat selama puasa ini bu  Pas,,Tak berlebihan”
“Alhamdulillah  “ kata ibu mengucap syukur

Well, panjang bener ya nulisnya hehe..semoga ga bosen ya,
Yuk kita refleksikan atas secuil pengalamanku tadi:
1.        Emang bener ya kata Allah bahwa dalam segala hal kita tak boleh berlebih-lebihan. Karena segala sesuatu yang berlebihan itu tak baik. Kalau tak baik sudah jelas itu sama dengan tak enak, tak nikmat, intinya ngga tepat. Ketika merasa terbatas justru kita bisa jadi mampu merasakan rasa nikmat itu sendiri.
2.      Makna puasa yang dulu hanya kupahami sebagai proses menahan lapar, menahan haus, menahan amarah, mencoba merasakan jadi orang yang kekurangan makanan/minuman. Sekarang aku mengambil makna puasa itu sebagai proses menahan rasa ingin. Ingin makan ini itu, ingin minum ini itu, ingin melakukan ini itu, ingin membeli ini itu, ingin berkomentar ini itu, dan menahan rasa ingin yang lain lagi. mungkin boleh kalian bilang aku telat memikirkannya tapi tak apa lah, yang penting aku mau terus berusaha mencari makna dari apapun yang aku jalani, mencari makna atas apa yang menjadi perintah-Nya. Dan mengaplikasikan makna puasa ini tak hanya dibulan Ramadhan saja, tapi dalam kehidupan kita sehari-hari. Mulailah belajar memilah mana kebutuhan mana keinginan. Semoga Puasa kita tak selesai hanya di bulan Ramadhan saja. Semoga Semangat Ramadhan setelah ini bukannya menguap tapi semoga justru semakin menguat.
3.      Bersyukur! Yak..bersyukur..mudah diucapkan namun sering kita lalaikan. Hm..bukan kita,,tapi aku!
Yuk diawali dari “Waktu” yang Allah berikan padaku. Segera kutelusuri jejak waktu yang Allah berikan padaku lalu kuhabiskan tanpa sisa. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah “Kau habiskan Waktu dari Allah 24 jam, tak lambat dan tak cepat selalu sama 24 Jam setiap harinya, untuk apa saja?” Selain waktu tentulah masih banyak nikmat lainnya. Nikmat nafas, udara, berkedip, dll,nya.
nah..ini sudah kurenungkan, nanti aku posting di judul yang lain ya, inshaAllah .
Sudah Magrib nih, mau mandi dulu, terus....
Mau Shalat Magrib dan Tadarus #pencitraan ahahahahah #piss

Repost cerita ramadhan tahun lalu 2014
#Lots of Love
@bundameta

menikah bukanlah tujuan akhir

Weizz..ngeri banget ya judulnya, kesannya berat gitu ya, bahasnya soal nikah, soal jodoh, ahahahaaa :D
Membuat tulisan ini bukan karena aku iri kepada siapapun yang sudah menikah, bukan pula bentuk ratapan karena jodohku belum datang, bukan pula bentuk sensitifitas ku pada siapapun pasangan yang sudah menikah...Bukan..bukan..Insha Allah aku turut senang kepada siapapun yang sudah dipertemukan dengan jodohnya lalu menyegerakan perintahNya untuk menikah .

Setelah lulus kuliah di tahun 2012 dan sudah mulai konsisten berkarya di duniaku (pendidikan anak), ada salah satu mimpi dalam hidupku selanjutnya yaitu Menikah. Beberapa waktu yang lalu aku sempat terbawa arus sibuk mencari jodoh. Asyik deh hunting &beli buku-buku tentang pernikahan. Asyik menonton Film yang ada hubungannya dengan pernikahan. Rasa-rasanya Serba indah, hm..serba indah atau malah serba salah ya, hehe...

Sosial media juga semakin hari semakin gencar dengan berita atau artikel-artikel tentang jodoh dan pernikahan, sehingga berhasil banget membuatku kala itu hanya fokus pada persoalan jodoh dan menikah.
Membeli buku2 pernikahan, mencari informasi tentang hal-hal tersebut tentu tak ada salahnya, itu bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk usaha mempersiapkan diri untuk menyambut jodoh dan pernikahan. Yang menjadi masalah adalah ketika kita kebablasan menganggap menikah sebagai tujuan akhir hidup kita. Iya kita tahu tujuan kita dihidupkan ke dunia ini itu untuk ibadah, dimana Ibadah itu memiliki makna yang luas, menikah juga salah satu bentuk ibadah. Namun karena saking fokusnya akan persoalan jodoh dan menikah, kenyataanya seringkali kita justru terlalu sibuk mengira-ira siapa jodoh kita hingga lupa akan hal lainnya. Hingga tanpa sadar kita mendahului sutradara dalam kehidupan kita yang sesungguhnya.  Postingan ini bukan bentuk tentangan akan hal jodoh dan menikah. Sudah sangat jelas diatas bahwa aku pun ingin menikah.
Postingan ini hanya bentuk renungan atas cerita hidupku sendiri saat *bar-bar,terlalu sibuk memikirkan mana jodohku, kapan aku menikah, dan sebangsanya.

Aku tak akan berlarut-larut menyesali fase hidupku yang lalu.
InshaAllah aku mulai bisa berdamai dengan masa lalu.
Bukankah menyesal itu tak profesional, kalau aku diam dan tak berbuat apa-apa.
Sekarang usiaku sudah 24th, sudah bukan remaja lagi, jalan pikiran dan sikapku tentulah sudah jauh berbeda dari meta setahun atau dua tahun yang lalu. Sudah seharusnya semakin mendewasa. Cara menyambut jodohnya pun sudah seharusnya tak kekanakan lagi. Tak boleh lupa bahwa jodoh & menikah bukan perkara manusia dengan manusianya lainnya saja, tapi lebih intim lagi, yaitu antara aku, Allah dan dia (jodohku).
Bila hingga detik ini masih sendiri, berarti masih diberi kesempatan belajar di kelas menumbuhkan prasangka baik padaNya, bahwa Allah masih mempercayakan kemuliaan itu pada diri ini.
Semangat mengisi dan menikmati hari-hari selanjutnya dengan banyak hal yang bermanfaat, teruslah belajar, jangan mengeluh dan ingatlah bahwa menikah hanyalah sebagian kecil dari perkara kehidupan. Meski kecil namun tetap harus kita sambut dengan suka cita dan kesiapan diri yang lebih matang.
Jadi ingat cuplikan-cuplikan obrolan dengan teman-teman yang sudah menikah, seperti ini:
“...Hei..kalau ingin menikah, berarti siap-siap terima apapun kelebihan dan kekurangan pasangan kita ya”
(Terdengar mudah saat merasa asal sudah cinta, prakteknya? Embuh kuwi...)
“...kalau sudah mau menikah, jangan sampai mudah bilang pisah ya, menikah tak seperti saat pacaran yang dengan mudah bilang putus terus minta balikan terus putus terus balikan lagi..Hadeih..itu sih namanya belum SIAP nikah”
(Astagfirullah...itu minta cerai ya namanya,,jangan sampai Yaa Allah, Jangan.)
“...kalau ada jomblowan/jomblowati yang sering bilang begini, makanan sesederhana apapun asal dimakan dengan orang yang kita sayang pasti jadi lebih nikmat!”
( Huwee,,,itu ngga berlaku kalau lagi mabok pas hamil..huwek..gombale polll)

Lots of Love
@bundameta