Sepertinya banyak hal
yang sering aku lupakan dalam hidup untuk disyukuri.
Hm..bukan lupa mungkin
ya awalnya, tapi lebih tepat seringnya aku tak memberikan kesempatan pada
diriku sendiri untuk merenungi, merefleksikan hal-hal yang telah aku alami
beberapa menit yang lalu, beberapa jam yang lalu, beberapa hari bahkan bulan dan
tahun yang lalu-lalu.
Berdalih padatnya
aktivitas yang kujalani, berdalih rasa lelah yang menggerogoti, aku sering
mengabaikan kesempatan bertanya, berpikir pada diriku sendiri.
Dari adzan subuh
berkumandang, aku sudah bangun, shalat, membantu ibu di dapur menyiapkan
sarapan, membangunkan Adikku Aqila hingga kami sama-sama siap berangkat bersama
ke sekolah. Aku berangkat ke sekolah maksimal jam 6.15 pagi dari rumah, aku ingin
memburu kabut yang ada di sekolahku di Baturraden, aku ingin menyapu kulitku
dengan embun paginya yang tak bisa kudapatkan disalon kecantikan manapun &kubayar
dengan uang seberapapun. Ku habiskan waktuku untuk melayani sobat kecil hingga
pukul 12.00. Menemani mereka membaca atas apa-apa yang dilihatnya dan
dirasakannya. Menemani mereka belajar apa saja, mulai dari belajar tentang
macam-macam tanaman, binatang, mahluk ciptaan Tuhan hingga belajar bagaimana
cara menyelesaikan masalah jika ada yang saling bertengkar, belajar memahami
pendapat sesama teman yang lainnya, belajar menyayangi sesama ciptaan Tuhan.
Membimbing mereka menemukan kesejatian dirinya. Setelah mereka pulang, aku dan
teman-teman lain sesama fasilitator tak lekas ikut pulang seperti mereka. Bersyukur masih diberi kesempatan untuk
belajar berbagai hal. Belajar mengaji, memperbaiki bacaan Qur’an, belajar
tentang bahasa ibu, kreatifitas dan upgrading lainnya yang tak akan kudapati
ditempat lain J. Bersyukur bertemu lingkungan yang kuat akan energi
positive. Dari hari senin hingga jumat hampir sebagian waktuku kuhabiskan di
sekolah, dari pukul 6 pagi hingga pukul 3 sore. Sampai dirumah minimal itu jam
4 sore, itupun jika aku tak mengurus urusanku yang lain.
Terkadang ada perasaan
tak enak hati bila telat sampai kerumah. Dan bahkan seringkali setelah sampai
dirumah, aku kelelahan, setelah mandi, makan, biasanya aku langsung masuk ke
kamar, menyelesaikan apa yang harus ku selesaikan hingga aku sering tertidur
sampai pagi lagi.
Aku sering merasa ada
yang mengganjal. Masih ada hal yang sering aku lupakan yaitu meluangkan waktu
bersama orang-orang tersayang yaitu ibu, bapak dan adik laki-lakiku bahkan
mungkin teman, tetangga kanan dan kiriku, hanya sekedar untuk menanyakan kabar
mereka hari ini, perasaan mereka hari ini, apa yang mereka lakukan hari ini.
Ahh..begitu egoisnya
aku, seakan hanya aku sendiri yang memiliki urusan paling banyak dan paling
penting. Sungguh dimana letak syukurku memiliki keluarga yang sering
mengutamakan keperluanku tapi yang diberi ini itu justru sering lupa, bahkan
untuk sekedar mengucapkan terimakasih atas apapun yang diberikan orang-orang
terkasih disekitarku.
Sungguh sudah berapa
banyak nikmat Tuhan Mu yang kamu lupakan Meta?
Tak sanggup menjawab,
hanya setetes air mata sesal yang keluar.
Sesal tinggalah sesal,
aku harus maju,
Kembali ingat, menyesal
itu tak profesional kalau tanpa aksi setelahnya.
Sudah menyesal saatnya
memperbaiki diri, semoga tak terulang kembali.
Oia, 1 lagi,,kembali
menulis juga harus disyukuri,
Menulis sama dengan
memberikan kesempatan bertanya dan berpikir pada diriku sendiri atas apa saja
yang sudah kualami, apa saja yang kuamati.
Menulis bukan sekedar menyusun
rangkaian katasehingga menjadi bisa dibaca lalu sudah...wuss *gone with the
wind
Kalau kata temanku “ Writing
is Thinking not Typing” *setuju!
Fighting to be better
person
Lots of Love
(@bundameta)
terkadang juga aku merasa hal yg sama....lupa bersyukur atas nikmat yg diberikanNya..
BalasHapuskunjungan diawal tahun...hehehe
eh hai mas arif...thx a bunch ya..Semangatttt
BalasHapus