Selasa, 06 Januari 2015

Bersyukur



Sepertinya banyak hal yang sering aku lupakan dalam hidup untuk disyukuri.
Hm..bukan lupa mungkin ya awalnya, tapi lebih tepat seringnya aku tak memberikan kesempatan pada diriku sendiri untuk merenungi, merefleksikan hal-hal yang telah aku alami beberapa menit yang lalu, beberapa jam yang lalu, beberapa hari bahkan bulan dan tahun yang lalu-lalu.
Berdalih padatnya aktivitas yang kujalani, berdalih rasa lelah yang menggerogoti, aku sering mengabaikan kesempatan bertanya, berpikir pada diriku sendiri.
Dari adzan subuh berkumandang, aku sudah bangun, shalat, membantu ibu di dapur menyiapkan sarapan, membangunkan Adikku Aqila hingga kami sama-sama siap berangkat bersama ke sekolah. Aku berangkat ke sekolah maksimal jam 6.15 pagi dari rumah, aku ingin memburu kabut yang ada di sekolahku di Baturraden, aku ingin menyapu kulitku dengan embun paginya yang tak bisa kudapatkan disalon kecantikan manapun &kubayar dengan uang seberapapun. Ku habiskan waktuku untuk melayani sobat kecil hingga pukul 12.00. Menemani mereka membaca atas apa-apa yang dilihatnya dan dirasakannya. Menemani mereka belajar apa saja, mulai dari belajar tentang macam-macam tanaman, binatang, mahluk ciptaan Tuhan hingga belajar bagaimana cara menyelesaikan masalah jika ada yang saling bertengkar, belajar memahami pendapat sesama teman yang lainnya, belajar menyayangi sesama ciptaan Tuhan. Membimbing mereka menemukan kesejatian dirinya. Setelah mereka pulang, aku dan teman-teman lain sesama fasilitator tak lekas ikut pulang seperti mereka.  Bersyukur masih diberi kesempatan untuk belajar berbagai hal. Belajar mengaji, memperbaiki bacaan Qur’an, belajar tentang bahasa ibu, kreatifitas dan upgrading lainnya yang tak akan kudapati ditempat lain J. Bersyukur bertemu lingkungan yang kuat akan energi positive. Dari hari senin hingga jumat hampir sebagian waktuku kuhabiskan di sekolah, dari pukul 6 pagi hingga pukul 3 sore. Sampai dirumah minimal itu jam 4 sore, itupun jika aku tak mengurus urusanku yang lain.
Terkadang ada perasaan tak enak hati bila telat sampai kerumah. Dan bahkan seringkali setelah sampai dirumah, aku kelelahan, setelah mandi, makan, biasanya aku langsung masuk ke kamar, menyelesaikan apa yang harus ku selesaikan hingga aku sering tertidur sampai pagi lagi.
Aku sering merasa ada yang mengganjal. Masih ada hal yang sering aku lupakan yaitu meluangkan waktu bersama orang-orang tersayang yaitu ibu, bapak dan adik laki-lakiku bahkan mungkin teman, tetangga kanan dan kiriku, hanya sekedar untuk menanyakan kabar mereka hari ini, perasaan mereka hari ini, apa yang mereka lakukan hari ini.
Ahh..begitu egoisnya aku, seakan hanya aku sendiri yang memiliki urusan paling banyak dan paling penting. Sungguh dimana letak syukurku memiliki keluarga yang sering mengutamakan keperluanku tapi yang diberi ini itu justru sering lupa, bahkan untuk sekedar mengucapkan terimakasih atas apapun yang diberikan orang-orang terkasih disekitarku.
Sungguh sudah berapa banyak nikmat Tuhan Mu yang kamu lupakan Meta?
Tak sanggup menjawab, hanya setetes air mata sesal yang keluar.
Sesal tinggalah sesal, aku harus maju,
Kembali ingat, menyesal itu tak profesional kalau tanpa aksi setelahnya.
Sudah menyesal saatnya memperbaiki diri, semoga tak terulang kembali.
Oia, 1 lagi,,kembali menulis juga harus disyukuri,
Menulis sama dengan memberikan kesempatan bertanya dan berpikir pada diriku sendiri atas apa saja yang sudah kualami, apa saja yang kuamati.
Menulis bukan sekedar menyusun rangkaian katasehingga menjadi bisa dibaca lalu sudah...wuss *gone with the wind
Kalau kata temanku “ Writing is Thinking not Typing” *setuju!
 

Fighting to be better person
Lots of Love
(@bundameta)

2 komentar:

  1. terkadang juga aku merasa hal yg sama....lupa bersyukur atas nikmat yg diberikanNya..
    kunjungan diawal tahun...hehehe

    BalasHapus
  2. eh hai mas arif...thx a bunch ya..Semangatttt

    BalasHapus